27 Menit Surat Terbuka – Tanggapan atas Tesis Agustus Martin Suryajaya yang, menurut saya, Berantakan dan Arogan

Poster by Marina Abramovic

A spirit of being critical. This was what I thought when I saw the poster made by Marina Abramovic. The story about the poster and the reaction from the ‘public’ are quite interesting.

Surat ini ditulis dalam waktu 27 menit, karena sisa waktu hari ini hanya untuk kerja, kerja dan kerja, bukan kritik sahaja. Tapi barangkali hanya kerja sebagai pengasuh rumah tangga dan peneliti, peran yang tidak keren. Saya kira Tesis Agustus yang terbit di Indoprogress ditulis dengan buruk. Argumen yang berantakan, tanpa merujuk jelas pada peristiwa konkret: apa itu gerakan kiri, perjalanan kelompok mana yang dimaksud, dan apa itu golput, dan siapa mereka pada kategori ini? Siapa yang dimaksud orang Indonesia dan Indonesianis?

Argumen Tesis Agustus pun berantakan karena penuh reduksi. Mengapa definisi gerakan kiri hanya dibatasi lingkupnya pada ranah politik elektoral? Mengapa perjalanan gerakan rakyat Indonesia hanya dibatasi pada figur (figur laki-laki!) – Soekarno, Natsir, Sjahrir, Nyoto, Aidit – dan tidak melihat jatuh bangun organisasi akar rumput? Mengapa kerja intelektual gerakan kiri hanya dibatasi pada media Indoprogress?

Bukankah kontradiktif, ketika Nawacita dan Trisakti dianggap sebagai ideologi yang dekat dengan rakyat, tapi pada Tesis Agustus hanya dipresentasikan sebagai diskursus intelektual murni – sesuatu yang ingin dihindari oleh Martin Suryajaya – tanpa merujuk pada gerak praksis apa Nawacita dan Trisakti terwujud. Bagaimana dengan pengalaman konkret penggusuran warga di kota dan desa, perampasan ekosistem rakyat dan pemukulan para aktivis?

Betul ada ketakutan kekuatan kiri akan dipukul, menjadi semakin kecil. Jika memang kecil dan insignifikan, pun mereka ini menjadi golput, mengapa risau? Toh kecil. Upayakan saja suara yang tengah dan kanan.

Tesis Agustus adalah arogansi intelektual. Mengapa harus mengebiri upaya orang lain untuk menulis, dan bergelut dengan intelektualitasnya? Martin Suryajaya adalah juga seorang penulis, penulis yang cerdas dan berbakat. Jika ia sudah bosan dengan kerja intelektual, mengapa orang lain tidak boleh melalui masa itu? Mengapa kerja intelektual hanya boleh dilakukan pada masa lalunya olehnya sendiri?

Tesis Agustus adalah arogansi intelektual. Mengapa harus mengecilkan kekuatan rakyat? Perjuangan anti reklamasi, perjuangan para perempuan pesisir, gerak lawan anti privatisasi air, anti pabrik semen, anti penggusuran, anti pemukulan aktivis, anti pembungkaman aspirasi kaum minoritas, MASIH ADA sampai detik ini. Pekerjaan luar biasa bagi banyak orang untuk merawat perjuangan ini setiap langkahnya. Mengapa perjuangan ini tidak dihitung sebagai makna perlawanan? Bukan, bukan untuk kursi kuasa istana presiden, perjuangan ini untuk makan sehari-hari (reproduksi sosial, bahasa kerennya).

Saya belum tahu akan memilih siapa 2019 nanti, atau tidak keduanya. Betul, saya hanya kaum liberal yang tidak menjadi anggota organisasi progresif bersama Martin Suryajaya. Tapi saya merasa perlu melawan pola pikir yang tidak adil. Melawan tirani bukan pekerjaan satu generasi, dan kita membutuhkan budaya berfikir yang rasional, untuk bertahan. Adil harus sejak dalam pikiran.

Kembali kepada pertanyaan saya sebelumnya, apa itu gerakan kiri? Siapa yang berhak memberikan label ‘halal’ ini? Jika kiri berarti arogan, berbahagialah mereka yang tidak memiliki label ini.